Written on 03:15 by Yaaaaa
Planet seukuran batuan dengan massa serupa Bumi ditemukan! Ukurannya pun seukuran Bumi! Kabar gembira ini datang dari hasil penelitian dua kelompok ilmuwan yang meneliti exoplanet dari data Kepler.
Adalah Kepler-78b planet baru serupa Bumi yang berada di konstelasi Cygnus si Angsa pada jarak 400 tahun cahaya dari Bumi yang menjadi kandidat “kembaran” Bumi. Ukurannya sedikit lebih besar tapi tidak ada kembar yang benar-benar identik bukan?
Keahlian para astronom untuk menemukan planet-planet kecil yang tersebar di alam semesta pun semakin baik dari waktu ke waktu. Tapi, untuk bisa menemukan petunjuk komposisi planet tidaklah mudah. Dari hasil penelitian dan analisa terhadap planet Kepler-78b, diketahui kalau kerapatannya mirip dengan Bumi. Ini menjadi indikasi penting kalau planet tersebut memiliki kemiripan dengan Bumi yakni memiliki komposisi batuan dan besi.
Planet dengan komposisi batuan dan besi, punya massa, ukuran, kerapatan serupa Bumi! Itulah kemiripan planet baru Kepler-78b dengan Bumi. Kemiripan itu berakhir disini karena planet Kepler-78b ternyata berada lebih dekat dengan bintang induknya. Bahkan lebih dekat dari Merkurius ke Matahari dannnnn… satu tahun di Kepler-78b hanya 8,5 jam! Bayangkan kamu menghabiskan waktu satu tahun bahkan kurang dari setengah hari di Bumi. Karena berada dekat dengan bintang induk, suhu permukaan Kepler-78b pun cukup tinggi, berkisar antara 2300 – 3100 K. Jauh lebih panas dari planet Venus! Jadi meskipun mirip Bumi planet Kepler-78b bukanlah planet yang ramah untuk kehidupan. Air dalam wujud cair tentunya tidak mungkin bertahan pada planet yang berada demikian dekat dengan bintang induknya PANAS!
Menurut Francesco Pepe dari University of Geneva, Swiss, planet Kepler-78b merupakan kelompok terbaru untuk penemuan eksoplanet dengan periode orbit kurang dari 1 hari. Dan dari karakteristiknya, Kepler-78b bisa digolongkan sebagai planet lava dan bukan planet serupa Bumi. Ingat tidak ada kembar yang benar-benar identik. Venus pun dahulu disebut planet yang mirip Bumi kalau dilihat dari ukurannya.
Pertanyaannya, bagaimana exoplanet ini bisa berada sedemikian dekat dengan bintangnya dan bagaimana ia akan berevolusi belum diketahui. Akankah planet ini terus stabil mengeliling bintang induknya? ataukah ia akan berakhir tertarik dan jatuh ke dalam bintang? Tidak ada yang bisa menjawabnya saat ini.
Bergoyanglah hai bintang!
Massa exoplanet biasanya diukur dari goyangan yang dihasilkan oleh interaksi gravitasi antara si planet yang mengorbit dengan bintang induknya. Goyangan yang dimaksud merupakan perubahan kecepatan pada gerak bintang yang dilihat dari Bumi saat dilakukan pengamatan pergeseran Doppler pada cahaya bintang. Spektrum bintang akan tampak bergerak menjauh dan mendekat. Inilah goyangan yang dimaksud dalam pengamatan menggunakan teknik kecepatan radial.
Massa exoplanet yang seukuran Bumi biasnaya sulit unutk diketahui karena planet yang kecil seperti Bumi tidak akan bisa memberi banyak “pengaruh” pada bintangnya. Pengaruhnya pasti snagat kecil sehingga akan sulit teramati. Tapi untuk kasus Kepler-78b, goyangan si planet bisa dihitung dan diketahui karena lokasi si planet yang sangat dekat dengan bintang induknya.
Francesco Pepe kemudian melakukan penelitian menggunakan data dari spektograf High Accuracy Radial Velocity Planet Searcher-North (HARPS-N yang dipasang pada Teleskop Nasional Galileo di Pulau Canary, massa planet Kepler-78b pun berhasil dihitung. Dan diketahui massa exoplanet tersebut tak jauh berbeda dari Bumi yakni 1,86 massa Bumi.
Hasil perhitungan tersebut ternyata juga tidak jauh berbeda dari hasil perhitungan tim Andrew Howard dariUniversity of Hawaii di Manoa yang menemukan kalau kepler-78b memiliki massa 1,69 massa Bumi. Hasil ini diperoleh dari data spektometer High Resolution Eschelle pada teleskop Keck 1 di Observatorium W.M Keck di Hawaii.
Dua hasil yang saling mendekati tersebut menjadi konfirmasi satu sama lainnya kalau planet Kepler-78b memang memiliki massa serupa Bumi dna massanya bisa diketahui. ini penting karena kalau hanya ada satu publikasi dari satu tim maka ada kemungkinan hasil tersebut diragukan. Hasil dari dua tim berbeda menunjukkan kalau pergeseran pada spektrum bintang tersebut bukan kesalahan pengamatan atau faktor lainnya.
Menurut ahli keplanetan Sara Seager dari MIT, Cambridge yang juga anggota tim Kepler, hasil yang diberikan oleh tim Francesco Pepe dan tim Andrew Howard menunjukkan kalau kita semakin dekat dengan penemuan Bumi yang lain. Si kembar yang miripppppppp banget dnegan Bumi yang masih terus dicari. Petunjuk dan kemampuan alat saat ini menunjukkan kemajuan yang sangat berartii menuju ke sana.
Hasil kedua tim tersebut tentunya menjadi batu pijakan lain dan lompotan lain dalam dunia exkstrasolar planet menuju penemuan Bumi lainnya. Karena meskipun orbit dan temperaturnya sangat berbeda dari Bumi, komposisi, massa, ukuran memiliki kemiripan dengan Bumi.
Diduga, planet serupa Bumi yang juga punya orbit mirip Bumi berlimpah di alam semesta. Tapi berhubung bintang induk planet=planet tersebut hanya memperoleh pengaruh kecil pada goyangannya maka untuk bisa menentukan massanya masih lebih sulit dibanding kasus Kepler-78b yang berada dekat dengan bintang induk. Kalau Kepler-78b lebih dekat dengan bintang induk dibanding Merkurius-Matahari, tentunya bisa dibayangkan seberapa kecil pengaruh yang ditimbulkan akibat interaksi gravitasi oleh planet yang sekecil Bumi pada jarak bumi saat ini dari Matahari diamati dari jarak yang superrrrrrr jauh.
Meskipun demikian Francesco Pepe meyakini HARPS-N bisa menemukan planet seukuran Bumi pada orbit yang lebih lebar, dimana aktivitas yang rendah di pemrukaan bintang bisa memberi kesempatan pada planet ini untuk dideteksi lebih mudah. JIka kita beruntung!’ katanya.
|
Written on 03:08 by Yaaaaa
Tata Surya menjadi kajian favorit penulis pribadi. Dalam mengkaji tata surya, kita di ajak mempelajari banyak hal seperti bagaimana tata surya terbentuk dan juga mempelajari anggota-anggota dalam tata surya. Nah melanjutkan artikel sebelumnya yang membahas tentang Jagat Raya dan Galaksi, pada kesempatan kali ini Zona Siswa akan mencoba menjabarkan tentang tata surya : teori terbentuknya serta anggota-anggota tatasuray seperti matahari, planet, asteroid, meteor, dan komet. Semoga bermanfaat. Check this out!!!
Jagat raya ini banyak terdapat galaksi, dan bumi kita berada pada salah satu galaksi tersebut yaitu galaksi bima sakti. Dalam galaksi bima sakti sendiri, terdapat berjuta-juta bintang, sedangkan matahari kita adalah salah satu bintang yang ada di dalam galaksi bima sakti. Matahari merupakan pusat tata surya kita. Matahari mempunyai sejumlah anggota diantaranya planet, asteroid, meteor dan komet yang membentuk suatu susunan yang disebut sistem tata surya.
A. Teori Terjadinya Tata Surya
Bagaimana Matahari, planet, dan satelit yang bekerja secara teratur dalam Tata Surya ini terjadi? Pertanyaan inilah yang menggelayuti pikiran manusia dan sampai sekarang pun belum diperoleh jawaban yang benar-benar memuaskan. Meskipun demikan, terdapat beberapa ahli yang mengungkapkan teori-teori terbentuknya sistem tata surya kita, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Teori Nebula
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant dan Laplace pada tahun 1796. Menurut teori ini mula-mula ada kabut gas dan debu (nebula) yang sebagian besar terdiri atas hidrogen dan sedikit helium. Nebula mengisi seluruh alam semesta, karena proses pendinginan kabut gas tersebut menyusut dan mulai berputar. Proses ini mula-mula berjalan lambat, selanjutnya semakin cepat dan bentuknya berubah dari bulat menjadi semacam cakram. Sebagian besar materi mengumpul di pusat cakram, yang kemudian menjadi matahari sedangkan sisanya tetap berputar dan terbentuklah planet beserta satelitnya.
2. Teori Planetesimal
Teori ini menyatakan bahwa suatu ketika sebuah bintang melintasi ruang angkasa dengan cepat dan berada dekat sekali dengan matahari. Daya tarik bintang ini sangat besar sehingga menyebabkan pasang di bagian gas panas matahari. Akibatnya, massa gas terlempar dari Matahari dan mulai mengorbit. Karena daya tarik matahari, massa gas itu tertahan dan bergerak mengelilingi Matahari. Ketika massa gas menjadi dingin, bentuknya berubah menjadi cairan kemudian memadat. Akhirnya, massa gas itu menjadi planet yang ada sekarang, termasuk Bumi kita.
3. Teori Pasang
Teori ini juga didasarkan atas ide benturan. Teori ini mengatakan bahwa planet-planet terbentuk langsung oleh gas asli matahari yang tertarik oleh sebuah bintang yang melintas di dekatnya. Jadi, teori ini awalnya hampir sama dengan teori Planetesimal. Perbedaannya bahwa pada teori ini planet tidak terbentuk oleh planetesimal.
Menurut teori ini, ketika bintang mendekat atau bahkan menyerempet Matahari, tarikan gravitasinya menyedot filamen gas yang berbentuk cerutu panjang. Filamen yang membesar di bagian tengahnya dan mengecil di kedua ujungnya, filamen inilah akhirnya yang membentuk sebuah planet.
4. Teori Lyttleton (Bintang Kembar)
Teori Bintang Kembar dikemukakan oleh seorang astronom ber kebangsaan Inggris yang bernama Lyttleton (1930). Teori ini mengemukakan bahwa awalnya matahari merupakan bintang kembar yang satu dengan lainnya saling mengelilingi. Pada suatu masa, melintas bintang lain dan menabrak salah satu bintang kembar tersebut kemudian menghancurkannya menjadi bagian-bagian kecil yang terus berputar dan mendingin menjadi planetplanet yang mengelilingi bintang tetap bertahan, yaitu matahari.
5. Teori Awan Debu
Teori ini mengatakan, bahwa calon Tata Surya semula merupakan awan yang sangat luas. Awan yang terdiri atas debu dan gas kosmos itu diperkirakan berbentuk seperti sebuah piring. Ketidakteraturan dalam awan itu menyebabkan terjadinya perputaran. Debu dan gas yang berputar berkumpul menjadi satu.
Sementara debu dan gas itu terus berputar, hilanglah awannya. Partikel-partikel debu yang keras saling berbenturan, melekat, dan kemudian menjadi planet. Berbagai gas yang terdapat di tengah awan berkembang menjadi matahari.
B. Anggota Tata Surya
Seperti yang telah kamu ketahui di depan bahwa Tata Surya terdiri atas Matahari (pusat Tata Surya), planet-planet yang mempunyai orbit berbentuk elips, meteor, asteorid, komet, dan satelit alami yang bergerak mengelilinginya. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa sifat yang dimiliki oleh anggota Tata Surya kita.
1. Matahari
Matahari adalah pusat Tata Surya. Ukuran garis tengah Matahari adalah seratus kali lebih besar dari Bumi. Sungguh besar, bukan? Walaupun begitu, untuk ukuran jagat raya Matahari termasuk bintang yang kecil. Masih ada bintang yang besarnya seratus kali dari Matahari.
Jarak Matahari ke Bumi sekitar 150 juta kilometer. Jarak Matahari ke Bumi disebut satu satuan astronomi (1 sa). Waktu yang dibutuhkan oleh sinar Matahari untuk sampai ke Bumi 8,33 menit.
Matahari terdiri atas bagian inti dan lapisan kulit. Bagian kulit Matahari terdiri atas lapisan fotosfera, khromosfera, dan korona. Fotosfera merupakan gas yang dipancarkan ke segala penjuru. Di atas fotosfera terdapat lapisan khromosfera. Korona berada pada bagian terluar Matahari, berupa lidah api yang menyala-nyala.
Seperti halnya bintang lainnya, Matahari mengeluarkan energi hasil reaksi nuklir yang sangat dahsyat. Pancaran energi hasil reaksi nuklir pada bagian inti menghasilkan panas sebesar 15.000.000°C. Bandingkan dengan suhu pada permukaannya yang hanya 6.000°C. Sungguh luar biasa panas, bukan? Oleh karena itu di dalam Matahari tidak ada benda padat. Semuanya berupa
2. Planet
Planet merupakan benda angkasa yang tidak memiliki cahaya sendiri, berbentuk bulatan dan beredar mengelilingi matahari. Sebagian besar planet memiliki pengiring atau pengikut planet yang disebut satelit yang beredar mengelilingi planet.
Dalam sistem tata surya terdapat delapan planet. Berdasarkan urutan nya dari matahari. Planet-planet tersebut terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus, beredar mengelilingi matahari pada orbit atau garis edarnya masing-masing dalam suatu sistem tata surya.
Berdasarkan massanya, planet dalam sistem tata surya kita dibagi menjadi dua, yaitu:
- Planet Bermassa Besar (Superior Planet), terdiri atas Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
- Planet Bermassa Kecil (Inferior Planet), terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
Sedangkan berdasarkan Jaraknya ke Matahari, planet di bagi menjadi dua, yaitu:
- Planet Dalam (Interior Planet), yaitu planet-planet yang jarak rata-ratanya ke matahari lebih dekat dari jarak rata-rata bumi ke matahari atau lintasannya berada di antara lintasan bumi dan matahari. Berdasarkan kriteria tersebut, maka yang termasuk Planet Dalam adalah Merkurius dan Venus.
- Planet Luar (Eksterior Planet), yaitu planet-planet yang jarak rata-ratanya ke matahari lebih jauh dari jarak rata-rata bumi ke matahari atau lintasannya berada di luar lintasan bumi. Planet-planet yang termasuk ke dalam kelompok planet luar, yaitu Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Sidang Umum Perkumpulan Astronomi Internasional (International Astronomical Union/IAU) ke-26 yang berlangsung di Praha, Republik Ceko, pada tanggal 25 Agustus 2006 telah memutuskan beberapa keputusan yang penting, di antaranya adalah resolusi 5A yang berisi mengenai definisi sebuah planet. Suatu benda angkasa dapat disebut sebagai planet apabila memiliki syarat-syarat sebagai berikut.
- Berada dalam suatu orbit yang mengelilingi matahari.
- Mempunyai berat yang cukup untuk gravitasi dirinya dalam mengatasi tekanan rigid supaya ia menjadi satu ekuilibrium hidrostatik (bentuk hampir bulat).
- Merupakan objek yang dominan dalam orbitnya sendiri.
Planet Pluto, berdasarkan keputusan sidang IAU, tidak memenuhi syarat sebagai sebuah planet karena Pluto memiliki orbit yang tumpang tindih dengan Neptunus. Hal ini menunjukkan Pluto sebagai sebuah objek yang tidak dominan di orbitnya sendiri.
Berikut ini beberapa karakteristik khas dari planet-planet dalam Tata Surya.
Merkurius
Merkurius merupakan planet terdekat dengan Matahari. Kedekatan ini mengakibatkan suhu di Merkurius sangat panas. Panas siang hari di Merkurius sangat tinggi, konon mampu melelehkan timah yang melapisi kaleng. Jarak antara Matahari dengan Merkurius kurang lebih 57 juta km. Sedangkan jarak dengan Bumi sekitar 92 juta km. Ukurannya hanya 27% dari ukuran Bumi. Merkurius mengelilingi matahari (revolusi) memerlukan waktu 88 hari, sedangkan rotasinya memerlukan waktu 59 hari. Planet tersebut begitu lambat berputar sehingga satu hari hampir sama lamanya dengan satu tahun di Bumi.
Venus
Venus adalah planet kedua setelah Merkurius. Planet ini adalah planet yang paling terang di antara planet yang lain karena jaraknya yang relatif dekat dengan planet Bumi. Garis tengah planet ini kurang lebih 12.205 kilometer dan besarnya hampir sama dengan Bumi. Waktu yang diperlukan untuk mengelilingi matahari adalah 224,7 hari dan waktu rotasinya selama 225 hari atau kurang lebih 7,5 bulan. Jarak Venus dengan matahari adalah 108.210.000 km.
Bumi
Bumi merupakan planet yang berada pada urutan ketiga dari matahari. Jarak rata-ratanya ke matahari sekitar 150 juta km. Periode revolusinya sekitar 365,25 hari dan periode rotasinya sekitar 23 jam 56 menit dengan arah barat-timur. Bumi memiliki satu satelit yang selalu beredar mengelilingi bumi, yaitu Bulan (The Moon).
Mars
Planet Mars adalah planet terluar yang paling dekat dengan Bumi. Pada malam hari kadang kita melihat sebuah ”bintang” cemerlang yang bercahaya kemerahan. Itulah Mars atau planet merah. Namanya berasal dari nama dewa perang Romawi. Planet ini memiliki diameter kira-kira 6.800 km atau sekitar setengah diameter Bumi. Masa rotasi Mars adalah 24 jam 37 menit dan masa revolusinya 687 hari. Mars memiliki dua buah satelit, yaitu Deimos dan Phobos, temperaturnya lebih rendah dibandingkan dengan temperatur di Bumi.
Yupiter
Yupiter adalah planet terbesar yang ada di dalam Tata Surya. Jika kita bayangkan Yupiter sebagai wadah, maka ia mampu menampung sebanyak 1310 planet seukuran Bumi. Tetapi tidak sebanding dengan besarnya, berat Yupiter hanya dua setengah kali Bumi. Planet ini lembek, permukaannya hanya berupa gas helium dan hidrogen cair yang terbungkus awan yang bergerak. Keunikan lain yang dimiliki Yupiter, yaitu rotasi yang paling cepat, hanya membutuhkan 10 jam. Sedangkan masa revolusinya membutuhkan waktu yang sangat lama, yaitu 12 tahun.
Saturnus
Saturnus merupakan planet terbesar kedua setelah Yupiter, diameternya sekitar 120.200 km. Periode rotasinya sekitar 10 jam 14 menit dan revolusinya sekitar 29,5 tahun. Planet ini memiliki tiga cincin tipis yang arahnya selalu sejajar dengan ekuatornya, yaitu Cincin Luar, Cincin Tengah, dan Cincin Dalam. Diameter Cincin Luar Planet Saturnus adalah sekitar 273.600 km, Cincin Tengah sekitar 152.000 km, dan Cincin Dalam memiliki diameter sekitar 160.000 km. Antara Cincin Dalam dan permukaan Saturnus dipisahkan ruang kosong berjarak sekitar 11.265 km. Planet Saturnus memiliki atmosfer yang sangat rapat terdiri atas hidrogen, helium, metana, dan amoniak. Planet ini memiliki satelit yang jumlahnya sekitar 11 satelit, di antaranya Titan, Rhea, Thetys, dan Dione.
Uranus
Planet Uranus memiliki diameter 49.000 km, hampir empat kali lipat dari diameter bumi. Periode revolusinya sekitar 84 tahun, sedangkan rotasinya sekitar 10 jam 49 menit. Berbeda dengan planet lainnya, sumbu rotasi pada Planet Uranus searah dengan arah datangnya sinar matahari sehingga kutubnya seringkali menghadap ke arah matahari. Atmosfer Uranus dipenuhi oleh hidrogen, helium, dan metana. Di luar batas atmosfer Planet Uranus terdapat lima satelit yang mengelilinginya, yaitu Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon. Jarak rata-rata Planet Uranus ke matahari sekitar 2.870 juta km. Seperti halnya dengan Yupiter dan Saturnus, planet ini pun merupakan planet raksasa yang sebagian besar massanya berupa gas. Planet Uranus merupakan planet bercincin, ketebalan cincinnya sekitar satu meter terdiri atas partikel-partikel gas yang sangat tipis dan redup.
Neptunus
Kondisi di Neptunus tidak berbeda jauh dari Uranus, terdiri atas gas. Ukuran Neptunus juga besar, meskipun tidak sebesar Yupiter. Jika diumpamakan wadah kosong, Neptunus mampu menampung 60 planet seukuran Bumi. Satu tahun di Neptunus sama dengan 165 tahun di Bumi sedangkan satu hari di sana sekitar 16 jam di Bumi. Sejak tahun 1984, para ahli telah menduga bahwa Neptunus mempunyai cincin. Dugaan ini terbukti setelah pesawat angkasa Voyager 2 berhasil mendekati Neptunus dan memastikan bahwa Neptunus memiliki paling tidak tiga lapis cincin.
3. Asteroid
Asteroid merupakan planet berbatu yang kecil (diameter 1.700 km) dengan jumlah yang sangat banyak. Dalam Tata Surya terdapat beribu-ribu asteroid yang juga mengelilingi Matahari. Asteroid yang orbitnya melewati orbit bumi dinamakan asteroid Apollo. Selain itu, banyak di antara asteroid yang sudah diberi nama sesuai dengan nama penemunya.
Sebagian besar kelompok asteroid dijumpai berada di antara orbit planet Mars dan Yupiter. Daerah ini dikenal sebagai Sabuk Utama (Main Belt). Selain asteroid yang mendiami daerah Sabuk Utama, ada pula kelompok asteroid dengan orbit yang berbeda, seperti kelompok Trojan dan kelompok asteroid AAA (Triple A Asteroids-Amor, Apollo, Aten).
4. Meteor
Ketika kita melihat sejenak ke langit yang cerah pada malam hari, tampak seberkas cahaya bergerak cepat lalu hilang. Itulah meteor. Meteor atau disebut juga bintang jatuh merupakan bagian dari asteroid yang terpisah. Meteor yang jatuh mengarah ke Bumi akan tampak seperti bola api.
Meteor yang jatuh terkadang sangat banyak dan disebut sebagai hujan meteor. Ketika terjadi hujan meteor, jutaan meteor masuk ke dalam atmosfer Bumi, tetapi sebagian besar terbakar habis sebelum mencapai permukaan Bumi. Kadang-kadang meteor yang besar tidak terbakar habis dan akhirnya sampai ke permukaan Bumi dan disebut sebagai meteorit.
Meteor besar yang jatuh ke Bumi akan membentuk kawah besar seperti kawah Barringer di wilayah Arizona. Kawah ini terbentuk oleh meteor yang jatuh kira-kira 40.000 tahun yang lalu.
5. Komet
Komet merupakan benda angkasa yang terlihat bercahaya dikarenakan adanya gesekan atom-atom di udara. Ukurannya dapat melebihi 10 mil dan mempunyai ekor yang panjangnya jutaan mil. Oleh karena itu, komet sering disebut juga bintang berekor. Ciri khas komet adalah ekornya yang sangat panjang. Panjangnya bisa mencapai 100 juta km. Inti komet disebut nukleus yang terdiri atas bongkahan es serta gas yang telah membeku. Diameter nukleus bisa mencapai 10 km. Ekor merupakan bagian dari komet, berasal dari coma yang menyelimuti inti komet. Diameter coma bisa mencapai 100.000 km.
|