PLANET KEPLER-78b

Written on 03:15 by Yaaaaa

Planet seukuran batuan dengan massa serupa Bumi ditemukan! Ukurannya pun seukuran Bumi! Kabar gembira ini datang dari hasil penelitian dua kelompok ilmuwan yang meneliti exoplanet dari data Kepler.
Ilustrasi permukaan planet lava, Kepler 78-b. Kredit: Jasiek Krzysztofiak/NATURE
Ilustrasi permukaan planet lava, Kepler 78-b. Kredit: Jasiek Krzysztofiak/NATURE
Adalah Kepler-78b planet baru serupa Bumi yang berada di konstelasi Cygnus si Angsa pada jarak 400 tahun cahaya dari Bumi yang menjadi kandidat “kembaran” Bumi. Ukurannya sedikit lebih besar tapi tidak ada kembar yang benar-benar identik bukan?
Keahlian para astronom untuk menemukan planet-planet kecil yang tersebar di alam semesta  pun semakin baik dari waktu ke waktu.  Tapi, untuk bisa menemukan petunjuk komposisi planet tidaklah mudah.  Dari hasil penelitian dan analisa terhadap planet Kepler-78b, diketahui kalau kerapatannya mirip dengan Bumi. Ini menjadi indikasi penting kalau planet tersebut memiliki kemiripan dengan Bumi yakni memiliki komposisi batuan dan besi.
Planet dengan komposisi batuan dan besi, punya massa, ukuran, kerapatan serupa Bumi! Itulah kemiripan planet baru Kepler-78b dengan Bumi. Kemiripan itu berakhir disini karena planet Kepler-78b ternyata berada lebih dekat dengan bintang induknya. Bahkan lebih dekat dari Merkurius ke Matahari dannnnn… satu tahun di Kepler-78b hanya 8,5 jam! Bayangkan kamu menghabiskan waktu satu tahun bahkan kurang dari setengah hari di Bumi. Karena berada dekat dengan bintang induk, suhu permukaan Kepler-78b pun cukup tinggi, berkisar antara 2300 – 3100 K. Jauh lebih panas dari planet Venus! Jadi meskipun mirip Bumi planet Kepler-78b bukanlah planet yang ramah untuk kehidupan. Air dalam wujud cair tentunya tidak mungkin bertahan pada planet yang berada demikian dekat dengan bintang induknya PANAS!
Perbandingan planet Kepler-78b dengan Bumi. Kredit: David A. Aguilar (CfA)
Perbandingan planet Kepler-78b dengan Bumi. Kredit: David A. Aguilar (CfA)
Menurut Francesco Pepe dari University of Geneva, Swiss,  planet Kepler-78b merupakan kelompok terbaru untuk penemuan eksoplanet dengan periode orbit kurang dari 1 hari.  Dan dari karakteristiknya, Kepler-78b bisa digolongkan sebagai planet lava dan bukan planet serupa Bumi. Ingat tidak ada kembar yang benar-benar identik. Venus pun dahulu disebut planet yang mirip Bumi kalau dilihat dari ukurannya.
Pertanyaannya, bagaimana exoplanet ini bisa berada sedemikian dekat dengan bintangnya dan bagaimana ia akan berevolusi belum diketahui. Akankah planet ini terus stabil mengeliling bintang induknya? ataukah ia akan berakhir tertarik dan jatuh ke dalam bintang? Tidak ada yang bisa menjawabnya saat ini.
Bergoyanglah hai bintang!
Massa exoplanet biasanya diukur dari goyangan yang dihasilkan oleh interaksi gravitasi antara si planet yang mengorbit dengan bintang induknya. Goyangan yang dimaksud merupakan perubahan kecepatan pada gerak bintang yang dilihat dari Bumi saat dilakukan pengamatan pergeseran Doppler pada cahaya bintang. Spektrum bintang akan tampak bergerak menjauh dan mendekat. Inilah goyangan yang dimaksud dalam pengamatan menggunakan teknik kecepatan radial.
Massa exoplanet yang seukuran Bumi biasnaya sulit unutk diketahui karena planet yang kecil seperti Bumi tidak akan bisa memberi banyak “pengaruh” pada bintangnya. Pengaruhnya pasti snagat kecil sehingga akan sulit teramati. Tapi untuk kasus Kepler-78b, goyangan si planet bisa dihitung dan diketahui karena lokasi si planet yang sangat dekat dengan bintang induknya.
Francesco Pepe kemudian melakukan penelitian menggunakan data dari spektograf High Accuracy Radial Velocity Planet Searcher-North (HARPS-N yang dipasang pada Teleskop Nasional Galileo di Pulau Canary, massa planet Kepler-78b pun berhasil dihitung. Dan diketahui massa exoplanet tersebut tak jauh berbeda dari Bumi yakni 1,86 massa Bumi.
Hasil perhitungan tersebut ternyata juga tidak jauh berbeda dari hasil perhitungan tim Andrew Howard dariUniversity of Hawaii di Manoa yang menemukan kalau kepler-78b memiliki massa 1,69 massa Bumi. Hasil ini diperoleh dari data spektometer High Resolution Eschelle pada teleskop Keck 1 di Observatorium W.M Keck di Hawaii.
Dua hasil yang saling mendekati tersebut menjadi konfirmasi satu sama lainnya kalau planet Kepler-78b memang memiliki massa serupa Bumi dna massanya bisa diketahui. ini penting karena kalau hanya ada satu publikasi dari satu tim maka ada kemungkinan hasil tersebut diragukan. Hasil dari dua tim berbeda menunjukkan kalau pergeseran pada spektrum bintang tersebut bukan kesalahan pengamatan atau faktor lainnya.
Menurut ahli keplanetan Sara Seager dari MIT, Cambridge yang juga anggota tim Kepler, hasil yang diberikan oleh tim Francesco Pepe dan tim Andrew Howard menunjukkan kalau kita semakin dekat dengan penemuan Bumi yang lain. Si kembar yang miripppppppp banget dnegan Bumi yang masih terus dicari. Petunjuk dan kemampuan alat saat ini menunjukkan kemajuan yang sangat berartii menuju ke sana.
Hasil kedua tim tersebut tentunya menjadi batu pijakan lain dan lompotan lain dalam dunia exkstrasolar planet menuju penemuan Bumi lainnya. Karena meskipun orbit dan temperaturnya sangat berbeda dari Bumi, komposisi, massa, ukuran memiliki kemiripan dengan Bumi.
Diduga, planet serupa Bumi yang juga punya orbit mirip Bumi berlimpah di alam semesta. Tapi berhubung bintang induk planet=planet tersebut hanya memperoleh pengaruh kecil pada goyangannya maka untuk bisa menentukan massanya masih lebih sulit dibanding kasus Kepler-78b yang berada dekat dengan bintang induk. Kalau Kepler-78b lebih dekat dengan bintang induk dibanding Merkurius-Matahari, tentunya bisa dibayangkan seberapa kecil pengaruh yang ditimbulkan akibat interaksi gravitasi oleh planet yang sekecil Bumi pada jarak bumi saat ini dari Matahari diamati dari jarak yang superrrrrrr jauh.

Meskipun demikian Francesco Pepe meyakini HARPS-N bisa menemukan planet seukuran Bumi pada orbit yang lebih lebar, dimana aktivitas yang rendah di pemrukaan bintang bisa memberi kesempatan pada planet ini untuk dideteksi lebih mudah. JIka kita beruntung!’ katanya.

TATA SURYA

Written on 03:08 by Yaaaaa

Tata Surya menjadi kajian favorit penulis pribadi. Dalam mengkaji tata surya, kita di ajak mempelajari banyak hal seperti bagaimana tata surya terbentuk dan juga mempelajari anggota-anggota dalam tata surya. Nah melanjutkan artikel sebelumnya yang membahas tentang Jagat Raya dan Galaksi, pada kesempatan kali ini Zona Siswa akan mencoba menjabarkan tentang tata surya : teori terbentuknya serta anggota-anggota tatasuray seperti matahari, planet, asteroid, meteor, dan komet. Semoga bermanfaat. Check this out!!!

Jagat raya ini banyak terdapat galaksi, dan bumi kita berada pada salah satu galaksi tersebut yaitu galaksi bima sakti. Dalam galaksi bima sakti sendiri, terdapat berjuta-juta bintang, sedangkan matahari kita adalah salah satu bintang yang ada di dalam galaksi bima sakti. Matahari merupakan pusat tata surya kita. Matahari mempunyai sejumlah anggota diantaranya planet, asteroid, meteor dan komet yang membentuk suatu susunan yang disebut sistem tata surya.

A. Teori Terjadinya Tata Surya

Bagaimana Matahari, planet, dan satelit yang bekerja secara teratur dalam Tata Surya ini terjadi? Pertanyaan inilah yang menggelayuti pikiran manusia dan sampai sekarang pun belum diperoleh jawaban yang benar-benar memuaskan. Meskipun demikan, terdapat beberapa ahli yang mengungkapkan teori-teori terbentuknya sistem tata surya kita, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Teori Nebula
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant dan Laplace pada tahun 1796. Menurut teori ini mula-mula ada kabut gas dan debu (nebula) yang sebagian besar terdiri atas hidrogen dan sedikit helium. Nebula mengisi seluruh alam semesta, karena proses pendinginan kabut gas tersebut menyusut dan mulai berputar. Proses ini mula-mula berjalan lambat, selanjutnya semakin cepat dan bentuknya berubah dari bulat menjadi semacam cakram. Sebagian besar materi mengumpul di pusat cakram, yang kemudian menjadi matahari sedangkan sisanya tetap berputar dan terbentuklah planet beserta satelitnya.

2. Teori Planetesimal
Teori ini menyatakan bahwa suatu ketika sebuah bintang melintasi ruang angkasa dengan cepat dan berada dekat sekali dengan matahari. Daya tarik bintang ini sangat besar sehingga menyebabkan pasang di bagian gas panas matahari. Akibatnya, massa gas terlempar dari Matahari dan mulai mengorbit. Karena daya tarik matahari, massa gas itu tertahan dan bergerak mengelilingi Matahari. Ketika massa gas menjadi dingin, bentuknya berubah menjadi cairan kemudian memadat. Akhirnya, massa gas itu menjadi planet yang ada sekarang, termasuk Bumi kita.

3. Teori Pasang
Teori ini juga didasarkan atas ide benturan. Teori ini mengatakan bahwa planet-planet terbentuk langsung oleh gas asli matahari yang tertarik oleh sebuah bintang yang melintas di dekatnya. Jadi, teori ini awalnya hampir sama dengan teori Planetesimal. Perbedaannya bahwa pada teori ini planet tidak terbentuk oleh planetesimal.

Menurut teori ini, ketika bintang mendekat atau bahkan menyerempet Matahari, tarikan gravitasinya menyedot filamen gas yang berbentuk cerutu panjang. Filamen yang membesar di bagian tengahnya dan mengecil di kedua ujungnya, filamen inilah akhirnya yang membentuk sebuah planet.

4. Teori Lyttleton (Bintang Kembar)
Teori Bintang Kembar dikemukakan oleh seorang astronom ber kebangsaan Inggris yang bernama Lyttleton (1930). Teori ini mengemukakan bahwa awalnya matahari merupakan bintang kembar yang satu dengan lainnya saling mengelilingi. Pada suatu masa, melintas bintang lain dan menabrak salah satu bintang kembar tersebut kemudian menghancurkannya menjadi bagian-bagian kecil yang terus berputar dan mendingin menjadi planetplanet yang mengelilingi bintang tetap bertahan, yaitu matahari.

5. Teori Awan Debu
Teori ini mengatakan, bahwa calon Tata Surya semula merupakan awan yang sangat luas. Awan yang terdiri atas debu dan gas kosmos itu diperkirakan berbentuk seperti sebuah piring. Ketidakteraturan dalam awan itu menyebabkan terjadinya perputaran. Debu dan gas yang berputar berkumpul menjadi satu.

Sementara debu dan gas itu terus berputar, hilanglah awannya. Partikel-partikel debu yang keras saling berbenturan, melekat, dan kemudian menjadi planet. Berbagai gas yang terdapat di tengah awan berkembang menjadi matahari.

B. Anggota Tata Surya

Seperti yang telah kamu ketahui di depan bahwa Tata Surya terdiri atas Matahari (pusat Tata Surya), planet-planet yang mempunyai orbit berbentuk elips, meteor, asteorid, komet, dan satelit alami yang bergerak mengelilinginya. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa sifat yang dimiliki oleh anggota Tata Surya kita.

1. Matahari

Matahari adalah pusat Tata Surya. Ukuran garis tengah Matahari adalah seratus kali lebih besar dari Bumi. Sungguh besar, bukan? Walaupun begitu, untuk ukuran jagat raya Matahari termasuk bintang yang kecil. Masih ada bintang yang besarnya seratus kali dari Matahari.

Jarak Matahari ke Bumi sekitar 150 juta kilometer. Jarak Matahari ke Bumi disebut satu satuan astronomi (1 sa). Waktu yang dibutuhkan oleh sinar Matahari untuk sampai ke Bumi 8,33 menit.

Matahari terdiri atas bagian inti dan lapisan kulit. Bagian kulit Matahari terdiri atas lapisan fotosfera, khromosfera, dan korona. Fotosfera merupakan gas yang dipancarkan ke segala penjuru. Di atas fotosfera terdapat lapisan khromosfera. Korona berada pada bagian terluar Matahari, berupa lidah api yang menyala-nyala.

Seperti halnya bintang lainnya, Matahari mengeluarkan energi hasil reaksi nuklir yang sangat dahsyat. Pancaran energi hasil reaksi nuklir pada bagian inti menghasilkan panas sebesar 15.000.000°C. Bandingkan dengan suhu pada permukaannya yang hanya 6.000°C. Sungguh luar biasa panas, bukan? Oleh karena itu di dalam Matahari tidak ada benda padat. Semuanya berupa

2. Planet

Planet merupakan benda angkasa yang tidak memiliki cahaya sendiri, berbentuk bulatan dan beredar mengelilingi matahari. Sebagian besar planet memiliki pengiring atau pengikut planet yang disebut satelit yang beredar mengelilingi planet.

Dalam sistem tata surya terdapat delapan planet. Berdasarkan urutan nya dari matahari. Planet-planet tersebut terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus, beredar mengelilingi matahari pada orbit atau garis edarnya masing-masing dalam suatu sistem tata surya.

Berdasarkan massanya, planet dalam sistem tata surya kita dibagi menjadi dua, yaitu:
  • Planet Bermassa Besar (Superior Planet), terdiri atas Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
  • Planet Bermassa Kecil (Inferior Planet), terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.

Sedangkan berdasarkan Jaraknya ke Matahari, planet di bagi menjadi dua, yaitu:
  • Planet Dalam (Interior Planet), yaitu planet-planet yang jarak rata-ratanya ke matahari lebih dekat dari jarak rata-rata bumi ke matahari atau lintasannya berada di antara lintasan bumi dan matahari. Berdasarkan kriteria tersebut, maka yang termasuk Planet Dalam adalah Merkurius dan Venus.
  • Planet Luar (Eksterior Planet), yaitu planet-planet yang jarak rata-ratanya ke matahari lebih jauh dari jarak rata-rata bumi ke matahari atau lintasannya berada di luar lintasan bumi. Planet-planet yang termasuk ke dalam kelompok planet luar, yaitu Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Sidang Umum Perkumpulan Astronomi Internasional (International Astronomical Union/IAU) ke-26 yang berlangsung di Praha, Republik Ceko, pada tanggal 25 Agustus 2006 telah memutuskan beberapa keputusan yang penting, di antaranya adalah resolusi 5A yang berisi mengenai definisi sebuah planet. Suatu benda angkasa dapat disebut sebagai planet apabila memiliki syarat-syarat sebagai berikut.
  • Berada dalam suatu orbit yang mengelilingi matahari.
  • Mempunyai berat yang cukup untuk gravitasi dirinya dalam mengatasi tekanan rigid supaya ia menjadi satu ekuilibrium hidrostatik (bentuk hampir bulat).
  • Merupakan objek yang dominan dalam orbitnya sendiri.

Planet Pluto, berdasarkan keputusan sidang IAU, tidak memenuhi syarat sebagai sebuah planet karena Pluto memiliki orbit yang tumpang tindih dengan Neptunus. Hal ini menunjukkan Pluto sebagai sebuah objek yang tidak dominan di orbitnya sendiri.

Berikut ini beberapa karakteristik khas dari planet-planet dalam Tata Surya.

Merkurius
Merkurius merupakan planet terdekat dengan Matahari. Kedekatan ini mengakibatkan suhu di Merkurius sangat panas. Panas siang hari di Merkurius sangat tinggi, konon mampu melelehkan timah yang melapisi kaleng. Jarak antara Matahari dengan Merkurius kurang lebih 57 juta km. Sedangkan jarak dengan Bumi sekitar 92 juta km. Ukurannya hanya 27% dari ukuran Bumi. Merkurius mengelilingi matahari (revolusi) memerlukan waktu 88 hari, sedangkan rotasinya memerlukan waktu 59 hari. Planet tersebut begitu lambat berputar sehingga satu hari hampir sama lamanya dengan satu tahun di Bumi.

Venus
Venus adalah planet kedua setelah Merkurius. Planet ini adalah planet yang paling terang di antara planet yang lain karena jaraknya yang relatif dekat dengan planet Bumi. Garis tengah planet ini kurang lebih 12.205 kilometer dan besarnya hampir sama dengan Bumi. Waktu yang diperlukan untuk mengelilingi matahari adalah 224,7 hari dan waktu rotasinya selama 225 hari atau kurang lebih 7,5 bulan. Jarak Venus dengan matahari adalah 108.210.000 km.

Bumi
Bumi merupakan planet yang berada pada urutan ketiga dari matahari. Jarak rata-ratanya ke matahari sekitar 150 juta km. Periode revolusinya sekitar 365,25 hari dan periode rotasinya sekitar 23 jam 56 menit dengan arah barat-timur. Bumi memiliki satu satelit yang selalu beredar mengelilingi bumi, yaitu Bulan (The Moon).

Mars
Planet Mars adalah planet terluar yang paling dekat dengan Bumi. Pada malam hari kadang kita melihat sebuah ”bintang” cemerlang yang bercahaya kemerahan. Itulah Mars atau planet merah. Namanya berasal dari nama dewa perang Romawi. Planet ini memiliki diameter kira-kira 6.800 km atau sekitar setengah diameter Bumi. Masa rotasi Mars adalah 24 jam 37 menit dan masa revolusinya 687 hari. Mars memiliki dua buah satelit, yaitu Deimos dan Phobos, temperaturnya lebih rendah dibandingkan dengan temperatur di Bumi.

Yupiter
Yupiter adalah planet terbesar yang ada di dalam Tata Surya. Jika kita bayangkan Yupiter sebagai wadah, maka ia mampu menampung sebanyak 1310 planet seukuran Bumi. Tetapi tidak sebanding dengan besarnya, berat Yupiter hanya dua setengah kali Bumi. Planet ini lembek, permukaannya hanya berupa gas helium dan hidrogen cair yang terbungkus awan yang bergerak. Keunikan lain yang dimiliki Yupiter, yaitu rotasi yang paling cepat, hanya membutuhkan 10 jam. Sedangkan masa revolusinya membutuhkan waktu yang sangat lama, yaitu 12 tahun.

Saturnus
Saturnus merupakan planet terbesar kedua setelah Yupiter, diameternya sekitar 120.200 km. Periode rotasinya sekitar 10 jam 14 menit dan revolusinya sekitar 29,5 tahun. Planet ini memiliki tiga cincin tipis yang arahnya selalu sejajar dengan ekuatornya, yaitu Cincin Luar, Cincin Tengah, dan Cincin Dalam. Diameter Cincin Luar Planet Saturnus adalah sekitar 273.600 km, Cincin Tengah sekitar 152.000 km, dan Cincin Dalam memiliki diameter sekitar 160.000 km. Antara Cincin Dalam dan permukaan Saturnus dipisahkan ruang kosong berjarak sekitar 11.265 km. Planet Saturnus memiliki atmosfer yang sangat rapat terdiri atas hidrogen, helium, metana, dan amoniak. Planet ini memiliki satelit yang jumlahnya sekitar 11 satelit, di antaranya Titan, Rhea, Thetys, dan Dione.

Uranus
Planet Uranus memiliki diameter 49.000 km, hampir empat kali lipat dari diameter bumi. Periode revolusinya sekitar 84 tahun, sedangkan rotasinya sekitar 10 jam 49 menit. Berbeda dengan planet lainnya, sumbu rotasi pada Planet Uranus searah dengan arah datangnya sinar matahari sehingga kutubnya seringkali menghadap ke arah matahari. Atmosfer Uranus dipenuhi oleh hidrogen, helium, dan metana. Di luar batas atmosfer Planet Uranus terdapat lima satelit yang mengelilinginya, yaitu Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon. Jarak rata-rata Planet Uranus ke matahari sekitar 2.870 juta km. Seperti halnya dengan Yupiter dan Saturnus, planet ini pun merupakan planet raksasa yang sebagian besar massanya berupa gas. Planet Uranus merupakan planet bercincin, ketebalan cincinnya sekitar satu meter terdiri atas partikel-partikel gas yang sangat tipis dan redup.

Neptunus
Kondisi di Neptunus tidak berbeda jauh dari Uranus, terdiri atas gas. Ukuran Neptunus juga besar, meskipun tidak sebesar Yupiter. Jika diumpamakan wadah kosong, Neptunus mampu menampung 60 planet seukuran Bumi. Satu tahun di Neptunus sama dengan 165 tahun di Bumi sedangkan satu hari di sana sekitar 16 jam di Bumi. Sejak tahun 1984, para ahli telah menduga bahwa Neptunus mempunyai cincin. Dugaan ini terbukti setelah pesawat angkasa Voyager 2 berhasil mendekati Neptunus dan memastikan bahwa Neptunus memiliki paling tidak tiga lapis cincin.

3. Asteroid

Asteroid merupakan planet berbatu yang kecil (diameter 1.700 km) dengan jumlah yang sangat banyak. Dalam Tata Surya terdapat beribu-ribu asteroid yang juga mengelilingi Matahari. Asteroid yang orbitnya melewati orbit bumi dinamakan asteroid Apollo. Selain itu, banyak di antara asteroid yang sudah diberi nama sesuai dengan nama penemunya.

Sebagian besar kelompok asteroid dijumpai berada di antara orbit planet Mars dan Yupiter. Daerah ini dikenal sebagai Sabuk Utama (Main Belt). Selain asteroid yang mendiami daerah Sabuk Utama, ada pula kelompok asteroid dengan orbit yang berbeda, seperti kelompok Trojan dan kelompok asteroid AAA (Triple A Asteroids-Amor, Apollo, Aten).

4. Meteor

Ketika kita melihat sejenak ke langit yang cerah pada malam hari, tampak seberkas cahaya bergerak cepat lalu hilang. Itulah meteor. Meteor atau disebut juga bintang jatuh merupakan bagian dari asteroid yang terpisah. Meteor yang jatuh mengarah ke Bumi akan tampak seperti bola api.

Meteor yang jatuh terkadang sangat banyak dan disebut sebagai hujan meteor. Ketika terjadi hujan meteor, jutaan meteor masuk ke dalam atmosfer Bumi, tetapi sebagian besar terbakar habis sebelum mencapai permukaan Bumi. Kadang-kadang meteor yang besar tidak terbakar habis dan akhirnya sampai ke permukaan Bumi dan disebut sebagai meteorit.

Meteor besar yang jatuh ke Bumi akan membentuk kawah besar seperti kawah Barringer di wilayah Arizona. Kawah ini terbentuk oleh meteor yang jatuh kira-kira 40.000 tahun yang lalu.

5. Komet

Komet merupakan benda angkasa yang terlihat bercahaya dikarenakan adanya gesekan atom-atom di udara. Ukurannya dapat melebihi 10 mil dan mempunyai ekor yang panjangnya jutaan mil. Oleh karena itu, komet sering disebut juga bintang berekor. Ciri khas komet adalah ekornya yang sangat panjang. Panjangnya bisa mencapai 100 juta km. Inti komet disebut nukleus yang terdiri atas bongkahan es serta gas yang telah membeku. Diameter nukleus bisa mencapai 10 km. Ekor merupakan bagian dari komet, berasal dari coma yang menyelimuti inti komet. Diameter coma bisa mencapai 100.000 km.

BENDA LUAR ANGKASA

Written on 03:06 by Yaaaaa

  • Asteroid
Asteroid adalah benda langit kecil dan padat yang terdapat dalam sistem tata surya kita.Asteroid adalah contoh dari sejenis planet kecil (atau disebut juga planetoida), namun jauh lebih kecil dari sebuah planet.
Asteroid berada dalam sebuah sabuk antara Mars dan Yupiter yang disebut sabuk asteroid.

  • Komet
Komet adalah benda angkasa yang mirip asteroid, tetapi hampir seluruhnya terbentuk dari gas (karbon dioksida, metana, air) dan debu yang membeku.
Komet memiliki orbit atau lintasan yang berbentuk elips, lebih lonjong dan panjang daripada orbit planet.

  • Meteoroid
Meteoroid adalah batu-batu angkasa berukuran kecil-kecil yang melayang-layang bebas di angkasa dan bergerak cepat. Lintasan meteoroid tidak beraturan dan tidak mengorbit kepada Matahari.
  •   Meteor
Meteor ialah meteoroid yang tertarik masuk ke dalam atmosfer Bumi karena pengaruh gravitasi Bumi. Karena mereka mengalami gesekan yang hebat oleh atmosfer dan gerakannya pun yang cepat dapat menuju permukaan Bumi, meteoroid terbakar di atmosfer. Meteoroid yang terbakar inilah yang disebut meteor. Penduduk Bumi melihat meteor yang terbakar sebagai bintang jatuh.
  •   Meteorit
Meteorit adalah meteoroid yang masuk ke dalam atmosfer Bumi, mengalami gesekan di atmosfer, dan jatuh ke permukaan tanah. Dari temuan-temuan meteorit inilah, para ahli mengetahui bahwa meteoroid terdiri atas batuan, besi, dan nikel.

KOMET HALLEY

Written on 03:03 by Yaaaaa

Komet Halley


Citra Komet Halley yang diambil Pada Tahun 1986. Kredit : NASA
Komet Halley bisa dibilang sebagai komet yang paling terkenal. Komet halley adalah sebuat komet yang bersifat periodik dan akan kembali ke daerah sekitar bumi setiap 75 tahun sekali, membuatnya dapat dilihat dua kali oleh manusia sepanjang hidupnya. Penampakan terakhirnya terjadi pada tahun 1986 dan dijadwalkan akan kembali pada tahun 2061.
Nama Halley diambil dari seorang astronom Inggris bernama Edmond Halley, yang menganalisa laporan penampakan komet pada tahun 1531, 1607 dan 1682. Dia menyimpulkan bahwa ketiga penampakan komet tersebut berasal dari komet yang sama, yang datang berulang-ulang, dan diprediksikan akan datang kembali pada tahun 1758.
Halley sudah meninggal saat sang komet kembali, tapi hasil penemuannya membuat namanya dijadikan nama komet tersebut. (Penyebutan secara tradisional biasanya mengucapkannya dengan nama Valley). Perhitungan Halley menunjukkan bahwa beberapa komet ternyata mengelilingi matahari.
Selanjutnya, penampakan komet Halley pada era antariksa modern, tahun 1986, membuat beberapa wahana antariksa mendekatinya untuk mendapatkan sampel komposisi komet tersebut. Beberapa teleskop di observatorium besar juga melakukan pengamatan saat komet tersebut melewati planet Bumi.
Sejarah Komet Halley
Menurut data dari badan antariksa Eropa (Europe Space Agency, ESA), Observasi pertama yang bisa dilacak terjadi pada tahun 239 SM. Astronom dari China mencatatnya dalam Catatan Sejarah Shih Chi dan Wen Hsien Thung Khao.
Ketika komet Halley kembali pada tahun 164 SM dan 87 SM, catatannya kemungkinan dibuat oleh bangsa Babilonia dan sekarang disimpan di museum British di kota London. Dalam Jurnal Nature dikatakan bahwa: “Teks-teks Babilonia ini memiliki arti yang sangat penting pada sejarah pergerakan orbit komet dari masa kuno.”
Penampakan komet Halley yang paling terkenal terjadi tak lama sebelum invasi Inggris yang dipimpin oleh William Sang Penakluk. Dikatakan bahwa William merasa kehadiran komet menginspirasi kesuksesannya dalam misi invasi. Dalam berbagai sumber, Komet Halley tertera dalam catatan sejarah invasi yang dikenal sebagai  Bayeux Tapestry, sebagai wujud penghormatan William.
Menurut Ensiklopedia Brittanica, penampakan komet Halley lainnya pada tahun 1301 boleh jadi telah menginspirasi pelukis Italia, Giotto, saat melukis “The Star of Betlehem”  dalam “Pemujaan orang-orang Majusi”.
Bagian dari Bayeux Tapestry yang menunjukkan Komet Halley selama Penampakkannya Pada Tahun1066.
Kredit : Public domain
Sayangnya, para astronom pada zaman itu masih melihat penampakan komet sebagai suatu fenomena yang tidak boleh dilihat karena sering diramalkan sebagai pertanda datangnya bencana.
Bahkan saat Shakespeare menulis drama “Julius Caesar” sekitar tahun 1600, atau 105 tahun sebelum Edmond Halley menyatakan teorinya tentang sang komet, salah satu prosanya yang paling terkenal berbicara tentang komet: “Ketika pengemis mati, tidak ada komet yang terlihat. Langit sendiri yang meintis matinya seorang pangeran”.
Penemuan Akan Kembalinya Komet Halley
Astronomi mulai berubah cepat seiring berlalunya masa Shakespeare. Banyak astronom saat itu masih meyakini bahwa bumi adalah pusat dari tata surya. Namun seorang Nicolaus Copernicus, yang telah wafat 20 tahun sebelum Shakespeare lahir, telah mempublikasikan sebuah penemuan bahwa pusat dari tata surya adalah matahari.
Diperlukan waktu selama beberapa generasi bagi perhitungan Copernicus untuk dapat dipercayai oleh masyarakat astronomi. Dan saat para astronom mempelajarinya, perhitungan tersebut menyediakan sebuah model yang kuat untuk menyatakan bagaimana benda bergerak di sekitar sistem tata surya dan alam semesta.
Edmond Halley. Sumber: Wikipedia
Pada tahun 1705, Edmond Halley mempublikasikan sebuah katalog berjudul  “A Synopsis of the Astronomy of Comets” yang berisikan catatan penemuan sejarah kemunculan 24 komet sepanjang tahun 1337 hingga 1698. Tiga buah hasil observasi nampak sangat mirip dalam hal orbit dan parameter lainnya, yang mengarahkan Halley kepada sebuah kesimpulan bahwa salah satu komet akan terus kembali mengunjungi bumi berkali-kali.
Komet itu muncul pada tahun 1531, 1607 dan 1682. Halley memprediksikan bahwa komet yang sama akan kembali ke Bumi pada tahun 1758. Halley tidak hidup cukup lama untuk dapat melihat kembalinya sang komet. Halley meninggal pada tahun 1742, namun penemuannya mengispirasikan banyak orang untuk menamai komet tersebut dengan namanya.
Kemudian, pada setiap perjalanannya menuju tata surya dalam, astronom di seluruh dunia selalu mengarahkan teleskopnya untuk mengamati penampakan komet Halley.
Kemunculan komet Halley pada tahun 1910 sangat spektakuler, dengan jarak komet hanya sekitar 22,4 juta kilometer dari bumi, atau sekitar seperlima belas jarak antara bumi dan matahari. Pada kesempatan itu, komet Halley berhasil tertangkap oleh kamera untuk pertama kalinya.
Menurut penulis biografi Albert Bigelow Paine, pada tahun 1909, penulis Mark Twain berkata: “Aku melihat komet Halley pada tahun 1835 dan masih melihatnya hingga setahun kedepan. Aku berharap bisa pergi bersamanya”. Twain meninggal dunia pada 21 April 1910, satu hari setelah komet berada pada titik perihelion, saat komet muncul dari balik matahari.
Komet Halley di Era Antariksa Modern
Ketika komet Halley datang pada tahun 1986, saat itu pertama kalinya kita bisa mengirimkan wahana antariksa kesana.
Itu adalah momen keberuntungan, di saat observasi dari bumi tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Ketika komet berada pada titik terdekatnya ke matahari, saat itu pula bumi berada pada arah yang berlawanan, membuat komet Halley menjadi objek yang sangat redup dan jauh, sekitar 39 juta mil jauhnya dari bumi.
Beberapa wahana antariksa berhasil melakukan perjalanan ke komet. Satu armada wahana antariksa ini sering disebut sebagai Armada Halley. Dua wahana hasil patungan Uni Soviet dan Perancis, Vega 1 dan Vega 2, berhasil terbang di dekatnya dan salah satunya berhasil memotret inti komet untuk pertama kalinya.
Wahana Antariksa Giotto dari Badan Antariksa Eropa bahkan berhasil terbang lebih dekat,  dan berhasil membawa gambar yang spektakuler ke bumi. Jepang juga mengirimkan 2 wahananya, Sakigake dan Suisei, yang juga berhasil membawa banyak informasi tentang komet Halley. Selain itu juga, satelit penjelajah komet internasional milik NASA, yang telah mengorbit sejak tahun 1978, berhasil menangkap gambar komet Halley dari jarak 28 juta kilometer.
Pada sebuah momen, NASA membuat sebuah catatan: “Tak bisa dihindari bahwa ini adalah komet yang paling terkenal diantara komet lainnya dan dia mendapatkan perhatian yang sangat besar, bahkan membawa hasil yang mengejutkan semua orang yang terlibat di dalamnya.”
Kabar buruknya adalah saat para astronot yang tergabung dalam misi Challenger STS-51L, dijadwalkan untuk melihat menggunakan teleskop saat mereka tida di orbit. Namun mereka tidak berhasil melakukannya karena pesawat antariksa yang ditumpanginya meledak 20 menit setelah peluncuran, pada tanggal 28 Januari 1986, yang disebabkan oleh roket yang malfungsi.
Akan memakan waktu puluhan tahun hingga komet Halley akan kembali mendekati bumi. Namun anda masih dapat melihat sisa-sisa wujudnya setiap tahun dalam rupa Hujan Meteor Leonid, yang berasal dari serpihan komet Halley. Hujan meteor Leonid muncul secara rutin pada pertengahan bulan Oktober. Komet Halley juga menghasilkan hujan meteor Eta Aquarids yang nampak pada pertengahan bulan mei.
Ketika komet Halley menghampiri bumi pada tahun 2061, komet akan berada pada sisi yang sama dengan bumi terhadap matahari dan memungkinkan kemunculannya jauh lebih terang dari pada tahun 1986 yang lalu.
Salah satu astronom memprediksikan bahwa komet akan muncul dengan kecerlangan magnitudo hingga -0.3. Niali ini cukup terang, tapi masih kurang terang dibanding bintang terterang di langit malam, Sirius, yang memiliki magnitudo -1.4.

BLACK HOLE

Written on 03:00 by Yaaaaa

Alam semesta adalah misteri tanpa batas, yang selalu menampakkan kejutan-kejutan baru bagi manusia. Ini salah satunya: para astronom menemukan black hole atau lubang hitam paling besar dan paling terang yang pernah diketahui selama ini. 

'Monster' lubang hitam tersebut memiliki massa sekitar 12 miliar kali Matahari. Usianya juga sudah tua, kuno. Asal-usul black hole tersebut bisa ditelusuri sejak alam semesta masih berusia kurang dari 1 miliar tahun -- atau tepatnya 875 juta tahun. 

Sementara, ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia memperkirakan alam semesta berusia 13,8 miliar tahun. 

Para peneliti mengatakan, masih jadi misteri mengapa sebuah lubang hitam bisa tumbuh sebesar itu, dalam waktu relatif singkat setelah 'fajar' kemunculan alam semesta. 

Lubang hitam tersebut diduga berada di di tengah atau pusat sebagian besar -- jika tak dapat dikatakan semua -- galaksi-galaksi. 

Sebelumnya, black hole terbesar yang pernah ditemukan memiliki massa 10 miliar kali Matahari. Sebagai perbandingan, lubang hitam di tengah Galaksi Bima Sakti (Milky Way) -- yang dinamakan  Sagittarius A* -- diperkirakan 'hanya' memiliki massa 4 juta hingga 5 juta kali Sang Surya. 

Lubang hitam merupakan sebuah pemusatan massa yang cukup besar sehingga menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar. Bahkan, cahaya pun tak bisa lari dari kekuatan daya tariknya yang luar biasa. 

Namun, tak seperti namanya, black hole seringkali adalah objek yang terang. Sebab, ia dikelilingi oleh fitur yang dikenal sebagai piringan akresi (accretion disks) yang terbentuk dari gas dan debu yang panas dan mengeluarkan cahaya seperti berputar-putar ke dalam lubang hitam.

Para astronom menduga, quasar -- objek paling terang di alam semesta -- mengandungblack hole supermasif yang melepaskan cahaya dalam jumlah yang terlalu luar biasa untuk dibayangkan saat mereka muncul dan merobek bintang-bintang. 

Sejauh ini para astronom baru menemukan 40 quasar. Yang masing-masing memiliki 1black hole dengan ukuran sekitar 1 miliar kali massa Matahari. 

Monster black hole yang baru ditemukan berjarak 12,8 miliar tahun cahaya dari Bumi. Lubang hitam supermasif yang secara teknis disebut SDSS J010013.02+280225.8 atau disingkat J0100+2802, tak hanya quasar paling massif yang pernah terlihat dari masa-masa awal pembentukan alam semesta, tapi juga paling terang.


Kilaunya sekitar 429 triliun kali Matahari. Bahkan 7 kali lebih bersinar daripada quasar yang paling jauh saat ini. 

Lantas, apa manfaat dari temuan tersebut? 

Sebelumnya diyakini, black hole atau lubang hitam dianggap memegang rahasia alam semesta hingga kunci perjalanan melintasi waktu? Ia juga punya reputasi horor: disebut-sebut sebagai 'pemicu kiamat'.

"Temuan tersebut sangat mengejutkan karena menghadirkan tantangan serius terhadap teori pertumbuhan black hole di masa-masa awal pembentukan alam semesta," kata penulis studi Xue-Bing Wu, astrofisikawan dari Peking University, Beijing, seperti dikutip dari situs sains LiveScience, Kamis (26/2/2015).

Piringan akresi membatasi kecepatan pertumbuhan black hole modern. Pertama, saat gas dan debu dalam cakram mendekati lubang hitam, penumpukan tersebut memperlambat material lain yang tersedot ke dalamnya. 

Kemudian, saat materi makin menumpuk, ia akan memanas, memancarkan radiasi yang membuat debu dan gas menjauh dari black hole

Sejauh ini para ilmuwan belum punya teori memuaskan yang bisa menjelaskan mengapa objek supermasif bisa terbentuk di masa awal pembentukan alam semesta. "Yang membutuhkan cara khusus untuk memumbuhkan lubang hitam secara cepat, atau harus ada benih yang besar," kata Wu. 

Peneliti menggarisbawahi bahwa cahaya dari black hole yang baru ditemukan bisa membantu memberikan petunjuk tentang sudut-sudut gelap dari kosmos yang jauh. 

Seperti saat cahaya quasar bersinar menuju Bumi, melewati gas intergalaksi yang memberinya warna. 

Dengan menyimpulkan bagaimana gas intergalaksi mempengaruhi spektrum cahaya dari quasar tersebut, para ilmuwan dapat menyimpulkan unsur-unsur yang membentuk gas itu. 

Pengetahuan tersebut pada gilirannya dapat memberikan wawasan mengenai proses pembentukan bintang yang dimulai sesaat setelah peristiwa Dentuman Besar (Big Bang). 

"Quasar tersebut adalah salah satu yang paling terang di alam semesta awal. Seperti mercusuar, ia akan memberikan kita kesempatan untuk menggunakannya sebagai alat untuk mempelajari struktur kosmik gelap, di belantara alam semesta," kata Wu.